8 Alasan Kenapa GMO Tidak Baik bagi Kita
oleh Shilo Urban
Sumber:
http://www.organicauthority.com
sumber foto:http://www.disputeabout.eu
Organisme
yang dimodifikasi secara genetik, atau GMO (Genetically Modified Organisms), diciptakan
ketika sebuah gen dari satu spesies dipindahkan ke spesies yang lain, menghasilkan
sesuatu yang sebelumnya tidak akan ditemukan di alam.
Sebagian
besar tanaman domestik (sampai dengan 85% untuk kedelai) memiliki DNA yang
diubah di laboratorium, sehingga hampir mustahil untuk mengetahui mana jenis makanan
yang mengandung bahan-bahan yang merupakan hasil rekayasa genetika. Saat
ini memang sudah ada aplikasi ponsel yang mempermudah konsumen
untuk mengetahui apa yang dia makan, tapi ini tentu tidak cukup.
GMO buruk
bagi tubuh anda,
buruk bagi masyarakat,
buruk bagi petani, dan
buruk bagi
lingkungan.
Ini sebabnya:
1. Konsekuensi terhadap kesehatan dari memakan
makanan GMO sebagian besar tidak diketahui. Makanan hasil rekayasa genetika
belum terbukti aman untuk dimakan, dan mungkin memiliki konsekuensi yang tak dapat diperkirakan. Ketika trans-fats (catatan: contoh,
lihat: http://food.detik.com/read/2012/01/03/171121/1805852/900/waspadai-kandungan-trans-fat-dalam-makanan) pertama kali diperkenalkan, perusahaan berjuang sekuat tenaga untuk membawa
mereka ke rak-rak toko - dan hanya beberapa dekade kemudian terbukti bahwa
makanan baru ini terbukti sangat tidak sehat. Banyak ilmuwan khawatir bahwa
makanan yang diubah secara genetik, sekali dikonsumsi, dapat mewariskan gen
mutan mereka pada bakteri dalam sistem pencernaan, seperti tanaman Canola di
pinggir jalan North Dakota.
Bagaimana rangkaian baru bakteri ini dapat mempengaruhi sistem keseimbangan
tubuh kita sistem belum bisa ditebak oleh siapapun.
2. Makanan yang mengandung transgenik tidak
diberi label di Amerika. Mengapa tidak mau terus terang? Uni Eropa telah
melarang GMO, begitu juga Australia,
Jepang, Inggris dan dua lusin negara lain, yang mengakui bahwa kurangnya studi
jangka panjang dan pengujian mungkin menyimpan kemungkinan bahaya kesehatan yang
besar.
3. Rekayasa genetika mengurangi
keragaman genetik. Ketika gen lebih beragam, mereka lebih kuat, inilah mengapa
anjing keturunan murni cenderung memiliki masalah kesehatan yang lebih besar
daripada anjing kampung atau blasteran. Tanaman dengan keragaman genetik yang
dikurangi tidak bisa bertahan terhadap kekeringan, serangan jamur atau serangga,
sebagaimana tumbuhan alami; sehingga memiliki konsekuensi yang mengerikan pada petani dan masyarakat yang bergantung pada tanaman GMO tersebut.
4. Sekali gen mutan keluar dari kotak, tidak ada istilah kembali. Organisme yang dimodifikasi secara genetik
mencemari benih yang lainnya dengan unsur mereka yang diubah, meneruskan sifat yang
dimodifikasi tadi kepada spesies lain yang bukan target. Hal ini menciptakan keturunan
baru dari tanaman, yang bukan dimaksudkan oleh penelitian laboratorium. Di
North Dakota, studi terbaru menunjukkan bahwa 80% dari tanaman liar Canola yang
diperiksa berisi setidaknya satu “transgen” (catatan: “Transgen”
adalah gen atau
materi genetik yang
telah ditransfer baik secara
alami maupun oleh teknik rekayasa
genetika dari satu organisme ke
organisme lain). Di Jepang, bakteri yang dimodifikasi menjadi asam amino baru
yang tidak ditemukan di alam digunakan dalam minuman protein, dan sebelum ditarik
kembali, ia telah menyebabkan kerusakan mental dan metabolik yang parah dan
mematikan. Jepang melarang GMO setelah pengalaman mengerikan ini.
Kupu-kupu Monarch juga mati setelah makanan favorit mereka, milkweed, diserbuk-silangkan dari jagung
Bt sehingga meracuni spesies langka tersebut.
5. GMO bukan jawaban untuk ketahanan pangan
global. Tanaman hasil rekayasa genetika tidak menunjukkan adanya peningkatan panen
dan tidak adanya penurunan dalam penggunaan pestisida. Dalam banyak kasus,
teknologi pertanian lain terbukti jauh lebih sukses, dan bahkan Monsanto setuju
bahwa tanaman rekayasa genetika mereka menghasilkan lebih sedikit dibanding pertanian
konvensional.
6. Makanan rekayasa genetika belum
terbukti aman, namun beberapa studi yang dilakukan tidak menunjukkan hasil
menuju itu. Tikus yang diberi makan kentang rekayasa genetika menunjukkan
tanda-tanda kelelahan yang kronis, dan tikus betina yang diberi diet kedelai
kebal-herbisida melahirkan anak-anak yang kerdil dan steril.
7. Perusahaan biotek besar memiliki rekam-jejak
yang sangat buram, tapi sekali lagi apa yang bisa diharapkan dari organisasi
yang ingin mematenkan pasokan pangan dunia? Perusahaan-perusahaan biotek besar ini
memiliki riwayat pencemaran beracun, menipu publik dan menuntut petani kecil ketika
benih mereka yang dipatenkan bertiup melintasi pagar. Perusahaan biotek menjual
benih steril kepada petani Afrika - benih yang hanya baik untuk satu musim
tanam, karena tanaman yang tumbuh tidak mampu bereproduksi. Petani harus
membeli benih baru setiap tahun bukan tumbuh dari hasil tahun sebelumnya. GMO tentunya
bukan sahabat petani.
8. GMO memerlukan pestisida, herbisida
dan fungisida dalam jumlah besar. Benda-benda ini adalah racun, dan tidak boleh
dimakan atau diizinkan untuk mengalir ke dalam sumber air kita. Tapi ini yang
terjadi, setiap hari, dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang jauh lebih peduli
tentang bottom line daripada
kesehatan anda, lingkungan anda atau masa depan anak-anak anda.
Pada intinya,
organisme hasil rekayasa genetika belum terbukti dengan cara apapun untuk disebut
aman, dan sebagian besar studi nyata-nyata menunjuk ke arah sebaliknya, itulah
sebabnya mengapa banyak negara di dunia telah melarang bahan-bahan yang DNA-nya
telah direkayasa secara genetik. Di Amerika, mereka bahkan tidak diberi label,
apalagi dilarang, sehingga sebagian besar masyarakat tidak tahu bahwa mereka
makan DNA buatan laboratorium setiap hari.
Sekarang lakukanlah;
pertahanan terbaik adalah dengan mengonsumsi makanan organik, yang tidak mengandung
transgenik, dan dengan memberitahukan teman-teman dan orang-orang yang
anda sayangi untuk melakukan hal yang sama.
Sumber:
http://www.purezing.com/
http://www.purezing.com/
http://www.eathealthyfoods.ca/
http://www.saynotogmos.org/
http://www.commondreams.org/views04/0220-09.htm
No comments:
Post a Comment